REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seseorang dalam laman About Islam bertanya tentang pengalaman kehidupan rumah tangganya. Seorang pria menduga sang istri sudah tidak perawan di malam pertamanya dan sang istri mengakui memiliki banyak pasangan sebelum dan setelah menikah.
perawan susah diperawani
Menanggapi kisah tersebut, konselor psikologi dan agama Karim Serageldin menjawab dalam kolom konseling di laman About Islam. Ia mengatakan, tidak ada pendarahan bukan tolak ukur wanita tidak perawan.
Ia menjelaskan pendarahan disebabkan oleh robekan pada selaput dara yang sering pecah sebelum berhubungan seks karena insiden seperti cedera serius, jatuh, kecelakaan dan aktivitas berat. Karena itu, tidak dapat menilai keperawanan pasangan berdasarkan hal ini.
Perilaku seks pra nikah adalah perilaku berisiko bagi remaja. Ada risiko kehamilan yang tak diinginkan, penyakit kelamin, juga penyakit psikologis terutama bagi perempuan ketika hubungannya kandas. Karena kehilangan keperawan dalam hubungan seks pra nikah bisa membuat wanita tidak percaya diri sebelum menikah.
Tapi, tak perlu langsung jujur dan terbuka. Cobalah untuk mencari tahu pandangan pasanganmu tentang pentingnya keperawanan. Apakah dia akan menyesal jika menikah dengan istri yang tidak perawan? Mendengar jawabannya, pasti kamu bisa memutuskan untuk melanjutkan hubungan atau tidak.
Kamu bisa memulai bertanya dengan membahas nilai-nilai yang diyakini pasangan tentang keperawanan. Bicarakan tentang norma di masyarakat secara umum terlebih dahulu, baru menanyakan tentang pola pergaulan calon pasangan.
Kamu akan mengetahui apakah calon pasangan akan tersinggung atau bersedia terbuka tentang keperawanannya setelah serangkaian dialog terbuka. Hindari pertanyaan interogatif, tapi dengan berbagi. Ciptakan suasana yang nyaman dengan pasangan sebelum berdialog.
Bicarakan pula pandangannnya tentang mitos-mitos seputar keperawanan. Banyak mitos keliru tentang keperawanan. Banyak yang menganggap perawan atau tidaknya istri dilihat dari ada tidaknya noda darah pada hubungan malam pertama. Atau dengan melihat cara berjalan pasangan untuk menebak keperawanannya.
Faktanya, keperawanan bukan suatu tanda bahwa seseorang sudah melakukan hubungan seksual. Noda darah itu dipercaya sebagai darah selaput dara yang pecah. Padahal, selaput dara yang ada pada seorang perempuan berbeda-beda.
Jadi sebenarnya, keperawanan hanyalah salah satu tolak ukur kecil dibanding kesiapan pasangan sebagai calon istri dan ibu yang baik. Pernikahan bukan cuma membahas hubungan seksual. Memang itu faktor penting, namun ada faktor lain yang lebih penting untuk mencapai keharmonisan keluarga, yaitu kenyamanan lahir batin dengan pasangan.
Mimpi kehilangan keperawanan seseorang terhubung dengan kekhawatiran hidup.Perempuan, terutama gadis remaja biasanya merasa tidak nyaman ketika mengalami mimpi yang menunjukkan gambaran mental yang jelas tentang keperawanan mereka.
Kondisi vagina perawan selalu dihubungkan dengan sudah robek atau belum selaput dara seorang wanita. Ketika diketahui seorang wanita selaput daranya telah robek, terkadang orang beranggapan bahwa ia telah melakukan hubungan seksual meski belum menikah. Benarkah selaput dara adalah kunci dari vagina perawan?
Selaput dara atau dalam dunia medis disebut hymen, adalah membran atau selaput yang terletak pada pembukaan vagina atau bagian tepi bawah vagina. Pada umumnya, pemeriksaan keperawanan dilakukan dengan memeriksa keadaan selaput dara atau hymen.
Pada vagina perawan, ketika selaput dara pecah, mungkin terjadi pendarahan dan rasa sakit. Jika pecahnya selaput dara bukan karena berhubungan seksual untuk pertama kali, bisa saja selaput dara kembali ke kondisi normal.
Menurut dr. Ayutika Saraswati Adisasmito, M.Res, dari KlikDokter, dalam masyarakat ada dua pengertian soal vagina yang tidak lagi perawan. Ada yang beranggapan bahwa hilangnya keperawanan ditandai oleh robeknya hymen. Ada juga yang mengatakan keperawanan hilang karena telah berhubungan intim untuk pertama kali.
Selain itu, robekan selaput dara tidak selalu diakibatkan oleh hubungan seksual. Olahraga berat dan kecelakaan yang menyebabkan cedera di daerah pinggul juga dapat menyebabkan selaput dara yang tipis robek. Oleh sebab itu, selaput dara tidak bisa dijadikan sebagai patokan vagina perawan atau tidak.
Selain dapat dilihat dari ada atau tidaknya selaput dara dan terjadi pendarahan atau tidak pada vagina saat pertama kali berhubungan seksual, vagina wanita perawan atau tidak, bisa dibedakan lewat bentuk liang vagina.
Vagina perawan jika diperiksa akan terlihat rapat dan berbentuk seperti korona. Oleh sebab itu, tak jarang bagian ini disebut vaginal corona. Seperti dilansir dari News Health Advisor, vagina yang telah mengalami penetrasi oleh penis, bentuk liangnya akan berubah.
Meski bentuk liang vagina setiap wanita berbeda-beda, tetapi vagina perawan yang telah mengalami penetrasi bentuknya akan memipih. Jika sebelumnya liang vagina berbentuk lonjong dan cenderung ke arah bulat, wanita yang telah melakukan hubungan seksual, bentuk vagina tersebut akan memipih.
Suara.com - Banyak sekali orang sering salah kaprah mengartikan keperawanan, baik wanita maupun pria. Selama ini banyak pria mengira wanita yang masih perawan akan mengeluarkan darah ketika berhubungan intim pertama kali.
Padahal menentukan wanita tersebut perawan tidak cukup hanya dengan melihat darah saat berhubungan intim. Meskipun sekarang ini juga sudah cukup banyak orang yang tidak terlalu mempedulikan keperawatan.
KOMPAS.com - Selama ini banyak orang yang percaya bahwa darah yang keluar dari vagina istri di malam pertama merupakan satu-satunya pertanda bahwa ia masih perawan. "Karena itu pula, darah yang keluar dari vagina istri di malam pertama menjadi sebuah keharusan bagi sebagian lelaki, khususnya di Indonesia," jelas dr Handrawan Nadesul pada seminar Kesehatan Wanita: "Sekolah Menjadi Ibu, Sabtu, 18 Desember 2010 di The Park Residence, Kelapa Gading, Jakarta.
Dr Handrawan yang sudah mengasuh beberapa kolom kesehatan sejak tahun 1970an ini mengatakan, bahwa masyarakat Asia atau negara-negara timur, sangat menjunjung tinggi keperawanan. "Padahal, dalam sebuah kongres seksologi yang pernah saya hadiri beberapa waktu lalu mengatakan, angka remaja Indonesia yang sudah pernah melakukan hubungan seks itu cukup tinggi. Tetapi tetap, kebanyakan pria Indonesia masih sulit menerima istri yang sudah tidak perawan," jelasnya lagi.
Darah di malam pertama menjadi semacam momok bagi para wanita dan bisa dibilang menjadi isu penting tersendiri dalam benak mereka. Dokter yang juga mengasuh rubrik tanya jawab di tabloid Gaya Hidup Sehat itu bercerita, ia kerap mendapatkan surat-surat dari pembaca yang sangat concern akan keluarnya darah dari vagina di malam pertama akibat robeknya selaput dara (bukan karena haid). Ia pernah mendapat surat dari seorang wanita yang diceraikan oleh suaminya hanya karena di malam pertama, vaginanya tidak mengeluarkan darah, padahal ia belum pernah melakukan hubungan seks dengan siapa pun ataupun melakukan masturbasi. Bahkan, ada suku tertentu yang sengaja menaruh kain putih di kasur, di bawah perempuan yang baru menikah dan sedang melakukan hubungan seks, tujuannya tentu untuk memastikan ada atau tidaknya darah di malam pertama demi membuktikan bahwa si perempuan masih perawan atau tidak. Hal-hal semacam ini menunjukkan akan sebuah kesulitan tersendiri bagi perempuan menghadapi hal ini.
Sementara dalam sebuah konsultasi, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana mengatakan, "Istilah perawan atau tidak, tergantung apakah ia sudah atau belum pernah melakukan hubungan seksual. Kalau sudah pernah, maka dia disebut tidak perawan. Sebaliknya kalau belum pernah, maka dia disebut perawan. Keluarnya darah tidak harus terjadi ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual pertama kali. Jadi keluarnya darah tidak dapat digunakan sebagai tanda apakah seorang perempuan disebut perawan atau tidak."
- Penetrasi yang terjadi di malam pertama, belum tentu berdarah, belum tentu pula tidak berdarah menandakan bahwa si perempuan sudah tidak perawan. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan selaput dara robek, misal karena si perempuan sering melakukan olahraga berat, seperti naik kuda, bersepeda, lompat tinggi, atau terjadi kecelakaan, dan lainnya.
Ulama Malikiyyah untuk masalah seperti di atas menyatakan bahwa laki-laki tidaklah boleh mengembalikan wanita tersebut. Hal ini dikecualikan jika diberi syarat sejak awal bahwa laki-laki tersebut mau menikahi wanita selama wanita tersebut perawan. Karena adanya syarat ini, laki-laki tersebut boleh mengembalikan wanita tadi, baik si wali mengetahui masalah keperawanannya ataukah tidak.
Ulama Syafiiyah sendiri memberlakukan masalah di atas jika saat awal mau nikah diberikan syarat keperawanan. Namun, salah satu pendapat dalam madzhab Syafii menyatakan bahwa luputnya syarat, tetap membuat nikah tersebut sah. Sedangkan pendapat kedua dalam madzhab Syafii menyatakan bahwa nikahnya batal.
Satiti Nur Fatimah dalam jurnal penelitiannya [2] menyatakan bahwa keperawanan dalam pernikahan menjadi hal penting, apalagi mengingat budaya timur yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Dalam hasil penelitiannya, istri yang tidak perawan saat menikah akan memiliki konsep diri yang cenderung negatif, di antaranya:
Memulihkan keperawanan menjadi sesuatu yang populer di kalangan wanita dan tak sedikit wanita yang ingin mengembalikan keperawanan dengan berbagai alasan. Selama berabad-abad, keperawanan sendiri merupakan sesuatu yang menjadi beban sosial dan moral. Tetapi, secara medis, keperawanan yang ditandai dengan sobeknya selaput dara, bisa diatasi dengan prosedur bedah yang mudah dan cepat.
Keperawanan sebenarnya adalah istilah yang mengacu pada sesuatu yang murni, tidak tersentuh, tidak terpapar. Dimisalkan seperti minyak zaitun, buah zaitun yang tingkat keasamannya 80% disebut minyak zaitun extra virgin.
Sedangkan di dunia wanita, wanita atau laki-laki yang belum pernah terlibat dalam aktivitas seksual atau melakukan hubungan seksual disebut masih perawan. Keperawanan dalam konteks sosial ini membedakan antara mereka yang telah aktif secara seksual maupun belum. 2ff7e9595c
Comentários